Telko.id – Samsung Electronics resmi memperkenalkan dua fitur keamanan terbaru, Personal Data Engine (PDE) dan Knox Enhanced Encrypted Protection (KEEP), untuk melindungi data pengguna dalam pengalaman Galaxy AI.
Kedua teknologi ini dirancang untuk memastikan privasi tetap terjaga meski perangkat semakin cerdas dalam mempelajari kebiasaan pengguna.
PDE, yang pertama kali hadir di seri Galaxy S25, berfungsi sebagai komponen utama dalam menciptakan pengalaman personalisasi AI yang aman.
Teknologi ini bekerja di balik layar untuk menganalisis kebiasaan dan preferensi pengguna tanpa mengorbankan keamanan data.
Sementara itu, KEEP menjadi lapisan enkripsi tambahan yang melindungi data sensitif di perangkat, termasuk fitur seperti Smart Suggestions dan Samsung Moments.
Menurut pernyataan resmi Samsung, PDE memproses seluruh data secara lokal di perangkat, sehingga informasi pribadi tidak perlu dikirim ke cloud.
“Dengan PDE, pengguna bisa menikmati manfaat AI yang sangat personal tanpa khawatir tentang kebocoran data,” jelas perwakilan Samsung dalam rilisnya.
Baca Juga:
Keamanan Berlapis untuk Data Sensitif
KEEP hadir sebagai solusi keamanan berlapis yang bekerja secara real-time. Teknologi ini menciptakan ruang terenkripsi khusus di perangkat untuk aplikasi seperti PDE, sehingga data pengguna tetap aman tanpa mengganggu pengalaman penggunaan sehari-hari.
“Ini seperti memiliki kamar pribadi di dalam rumah Anda sendiri—terhubung, tetapi dengan akses terbatas,” tambah Samsung.
Selain itu, Samsung juga mempertahankan fitur Secure Folder sebagai opsi isolasi total bagi pengguna yang ingin memisahkan data tertentu.
Kombinasi antara PDE, KEEP, dan Secure Folder menciptakan ekosistem keamanan yang komprehensif, seperti yang sebelumnya dijelaskan dalam pembaruan Knox Vault.
Inovasi ini sejalan dengan tren keamanan siber yang semakin penting di era AI, seperti yang juga diadopsi oleh BigBox AI dari Telkom dan kolaborasi Telin dan Dialog Axiata.
Dengan hadirnya PDE dan KEEP, Samsung menegaskan komitmennya dalam menghadirkan personalisasi AI tanpa mengorbankan privasi.
Kedua fitur ini diharapkan menjadi standar baru dalam industri smartphone, menggabungkan kecerdasan buatan dengan proteksi data yang ketat. (Icha)