Telko.id – Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana sebuah merek global seperti Samsung bisa begitu dekat dengan hati konsumen Indonesia?
Jawabannya terletak pada inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga relevan dengan budaya dan kebiasaan lokal.
Tiga anak muda Indonesia—Alishia, Ima, dan Mutiara—menjadi bukti nyata bahwa pemahaman mendalam terhadap kebutuhan lokal dapat melahirkan solusi yang mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi.
Samsung, raksasa teknologi asal Korea Selatan, telah lama dikenal sebagai pionir inovasi. Namun, kesuksesannya di Indonesia tidak lepas dari peran talenta lokal yang mampu menjembatani antara teknologi mutakhir dan nilai-nilai khas Nusantara.
Dari kolaborasi budaya hingga pengembangan kecerdasan artifisial (AI) berbahasa Indonesia, ketiga sosok ini menunjukkan bahwa inovasi sejati lahir dari empati terhadap pengguna.
Mari kita telusuri bagaimana Alishia, Ima, dan Mutiara menghadirkan terobosan yang tidak hanya memukau, tetapi juga memudahkan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Kolaborasi Nusantara x Hangul: Personalisasi dengan Sentuhan Budaya
Alishia Gozal, bagian dari tim Mobile eXperience (MX) Product Marketing Samsung, menggagas kolaborasi unik antara elemen budaya Indonesia dan Korea melalui Galaxy Wrap.
Aksesori ini menghadirkan desain yang memadukan motif Nusantara dengan aksara Hangul, memberikan sentuhan personalisasi yang dalam dan bermakna bagi pengguna smartphone Samsung seperti Galaxy Z Fold6, Z Flip6, dan seri S24.
“Konsumen Indonesia mencintai budaya Korea, tetapi juga bangga dengan identitas lokal. Galaxy Wrap adalah jawaban atas kebutuhan tersebut,” jelas Alishia. I
nisiatif ini tidak hanya memperkaya pengalaman pengguna, tetapi juga memperkuat positioning Samsung sebagai merek yang menghargai keragaman budaya.

Tak berhenti di situ, Alishia dan tim juga merancang program Samsung Reservation+ serta penawaran trade-in dengan cashback, yang dirancang untuk memanjakan konsumen sejak pra-peluncuran produk.
Pendekatan ini mencerminkan pemahaman mendalam terhadap perilaku belanja masyarakat Indonesia yang menyukai manfaat tambahan dan kemudahan transaksi.
Galaxy AI Bahasa Indonesia: Teknologi yang Memahami Nuansa Lokal
Sementara Alishia fokus pada pemasaran, Siti Muslimah (akrab disapa Ima) dari Samsung R&D Institute Indonesia (SRIN) berperan kunci dalam pengembangan Galaxy AI Bahasa Indonesia.
Bersama timnya, Ima melakukan riset mendalam untuk memastikan AI tersebut tidak hanya memahami bahasa, tetapi juga konteks budaya dan kebiasaan unik masyarakat Indonesia.
“Inovasi seringkali datang dari hal sederhana, seperti cara orang berbicara atau berinteraksi sehari-hari,” ungkap Ima.
Tantangan terbesarnya adalah menangkap nuansa aksen, kosakata daerah, serta konteks percakapan yang beragam di Indonesia. Hasilnya? Galaxy AI kini mampu menjadi asisten digital yang lebih inklusif dan membantu pengguna dalam pekerjaan hingga komunikasi lintas budaya.

Selain Galaxy AI, SRIN juga mengembangkan aplikasi Salaam—solusi lengkap untuk umat Muslim Indonesia, dilengkapi fitur Al-Qur’an digital, penunjuk arah kiblat, dan panduan ibadah. I
novasi ini menunjukkan komitmen Samsung dalam menghadirkan teknologi yang selaras dengan nilai-nilai lokal.
Kulkas Ungkep: Solusi Cerdas untuk Kuliner Khas Indonesia
Di lini produk elektronik rumah tangga, Mutiara Ramadhani menghadirkan terobosan bernama “Ungkep Compartment”.
Fitur ini terinspirasi dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering menyimpan makanan seperti ayam ungkep di kulkas.
Dengan teknologi soft freeze, bahan makanan tetap dingin tanpa beku, sehingga siap dimasak kapan saja tanpa perlu menunggu thawing.
“Nama ‘ungkep’ sengaja dipilih karena familiar di telinga konsumen. Responsnya sangat positif, bahkan diadopsi oleh pasar regional seperti Vietnam,” cerita Mutiara.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa pendekatan kultural mampu menjadi kunci penerimaan produk di pasar global.

Mutiara dan tim juga mempromosikan Bespoke AI Refrigerator, kulkas pintar dengan fitur resep berbasis AI.
Teknologi ini menganalisis bahan makanan yang tersedia dan menyarankan resep sesuai selera lokal, semuanya terkontrol via aplikasi SmartThings.
Kisah Alishia, Ima, dan Mutiara adalah bukti bahwa inovasi tidak harus selalu tentang teknologi tercanggih, melainkan bagaimana teknologi tersebut menyentuh kehidupan nyata.
Melalui kolaborasi budaya, riset mendalam, dan empati terhadap konsumen, ketiganya telah menorehkan karya yang tidak hanya fungsional, tetapi juga membanggakan bagi Indonesia di kancah global. (Icha)