Telko.id – Huawei Indonesia baru-baru ini menyelenggarakan upacara penghargaan untuk Huawei ICT Competition 2025 dan Huawei Teacher Summit 2025 di Huawei Innovation Centre, Jakarta.
Acara terintegrasi ini memberikan apresiasi kepada akademisi, instruktur, dan mahasiswa berprestasi dari ekosistem Huawei ICT Academy, sekaligus menjadi forum dialog untuk menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan industri guna memajukan pengembangan talenta digital nasional.
Perhelatan ini mempertemukan para pemangku kepentingan utama, termasuk mitra akademik, instruktur, dan pemenang kompetisi dari berbagai wilayah di Indonesia.
Melalui forum ini, Huawei mengangkat diskusi ke tingkat nasional, memastikan wawasan dari para pendidik dan peserta berkontribusi pada upaya kolektif memperkuat sumber daya manusia digital Indonesia.
Kolaborasi ini menunjukkan model kemitraan berkelanjutan antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam mempercepat transformasi digital.
Dalam sambutan kuncinya, Dr. Beny Bandanadjaja, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, mengapresiasi komitmen Huawei dalam membina talenta digital melalui platform kompetisi yang memungkinkan mahasiswa menerapkan pengetahuan di konteks dunia nyata.
“Pendidikan tinggi harus melampaui kemampuan akademis dan fokus pada menghasilkan talenta adaptif yang menciptakan dampak nyata. Semangat ini sejalan dengan program Dikti Saintek Berdampak dan visi Indonesia untuk pengembangan sumber daya manusia menuju tahun 2045,” ujarnya.
Dr. Said Mirza Pahlevi, M.Eng., Kepala Pusat Pengembangan Talenta Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), menegaskan pentingnya memasukkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ke dalam kurikulum pendidikan.
“Didukung oleh standar dan regulasi keterampilan digital nasional, inisiatif ini membantu menjembatani antara kompetensi yang dibutuhkan industri dengan kompetensi lulusan institusi pendidikan,” katanya.
Qianshihong, Chief of Strategy Huawei Indonesia, mengatakan acara ini menandai tonggak penting dalam upaya kolektif membina tenaga kerja masa depan yang tangguh dan adaptif.
“Dengan mengakui guru, siswa, dan universitas terbaik kami, kami menciptakan ekosistem yang merayakan keunggulan sekaligus mendorong inovasi dan pembelajaran TIK praktis. Kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Komunikasi dan Digital, dan mitra seperti APTIKOM sangat penting dalam menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan industri,” jelasnya.
Prof. Husni Teja Sukmana, Ph.D., Sekretaris Jenderal Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM), menyambut baik kolaborasi quadruple helix yang telah berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
“Dengan menyelaraskan kurikulum dengan standar industri dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Huawei telah menunjukkan komitmen kuat untuk menghasilkan talenta digital yang terampil dan memposisikan diri sebagai jembatan penting antara pendidikan dan industri,” ucapnya.
Andy Victor Pakpahan, MT, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Institut Digital Ekonomi LPKIA (IDE LPKIA), mengatakan, “Kolaborasi kami dengan Huawei Indonesia telah memberikan dampak positif dalam memajukan pendidikan vokasi.
Melalui Huawei ICT Academy dan inisiatif seperti SMK Go Global dan Teaching Factory, siswa dan pendidik memperoleh akses ke keterampilan yang relevan dengan industri dan peluang global.”
Baca Juga:
Daftar Pemenang Huawei ICT Competition 2025
Dalam acara tersebut, Huawei juga mengumumkan para pemenang ICT Competition Indonesia Final. Institut Teknologi Nasional Bandung (ITENAS) berhasil meraih Juara 1 pada tiga track sekaligus, yaitu Network Track, Cloud Track, dan Computing Track. Sementara itu, Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih Juara 1 pada Innovation Track.
Sejumlah penghargaan khusus juga diberikan kepada institusi dan individu yang dinilai memberikan kontribusi signifikan. Penghargaan Excellent Huawei ICT Academy Support Center (IASC) diberikan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB), APTIKOM, dan Institut Digital Ekonomi LPKIA.
Universitas Sumatera Utara menerima Penghargaan Excellent Huawei ICT Academy, sedangkan Universitas Putra Indonesia YPTK Padang meraih Penghargaan Excellent Rookie ICT Academy.
Pada kesempatan yang sama, penghargaan Best Performance Teacher dianugerahkan kepada Dr. Pauzi Ibrahim Nainggolan, S.Kom., M.Sc. dari Universitas Sumatera Utara dan Mochamad Fahru Rizal S.T., M.T dari Telkom University.
Penghargaan Women in Tech Instructor diberikan kepada Marlindia Ike Sari, S.T., M.T., juga dari Telkom University, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam pengembangan talenta digital dan inovasi yang inklusif.
Upaya pengembangan talenta digital seperti ini juga menjadi fokus berbagai pemain industri lainnya. Seperti dilaporkan Telko.id, Telkomsel dan AWS berhasil mencetak 750 talenta disabilitas yang mahir cloud dan AI, menunjukkan komitmen luas untuk inklusivitas dalam pembangunan SDM digital.
Komitmen Jangka Panjang untuk Ekosistem Pendidikan
Melalui acara terpadu ini, Huawei menegaskan kembali komitmen jangka panjangnya untuk mendukung ekosistem pendidikan digital Indonesia. Fokusnya adalah membina talenta TIK masa depan melalui kolaborasi berkelanjutan antara industri, akademisi, dan pemerintah.
Model kemitraan quadruple helix yang diusung dianggap krusial untuk menciptakan lulusan yang siap bersaing di tingkat global.
Penyelarasan kurikulum dengan SKKNI dan kebutuhan industri menjadi kunci dalam mempersiapkan talenta yang relevan. Inisiatif ini sejalan dengan gerakan nasional untuk memperkuat fondasi sumber daya manusia digital, yang juga tercermin dalam kerja sama strategis lain, seperti kolaborasi antara Telkom dan UGM untuk mengembangkan talenta AI nasional.
Pengembangan talenta, khususnya bagi kelompok tertentu, terus mendapat perhatian. XL Smart, misalnya, menyatakan fokus pada program Bravo 500 dan pengembangan talenta digital perempuan, menggarisbawahi bahwa pembangunan SDM digital harus bersifat menyeluruh dan merata.
Acara Huawei ICT Competition dan Teacher Summit 2025 tidak hanya sekadar seremoni penghargaan, tetapi juga menjadi katalis untuk diskusi strategis tentang masa depan pendidikan TIK di Indonesia.
Dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, langkah ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya visi Indonesia 2045 yang didukung oleh talenta digital unggul dan inovatif. (Icha)


