Telko.id – Apple merencanakan pemindahan produksi iPhone yang dijual di Amerika Serikat (AS) ke India paling cepat pada tahun 2026.
Keputusan ini diambil sebagai respon terhadap ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara AS dan China.
“Apple (APPL.O) berencana untuk memindahkan perakitan semua iPhone yang dijual di AS ke India paling cepat tahun depan,” tulis Reuters, mengutip laporan Financial Times pada Jumat (25/4).
Rencana pemindahan ini muncul ditengah tekanan dari kebijakan tarif yang diperlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap China.
Baca juga : AS Siapkan Tarif Khusus untuk Impor Smartphone & Chip, Harga iPhone Bisa Naik Drastis
Kebijakan tersebut memaksa sejumlah perusahaan teknologi besar termasuk Apple untuk mempertimbangkan opsi diversifikasi rantai pasok mereka.
Diungkapkan bahwa sekitar 14 persen dari semua iPhone di dunia akan dibuat di India.
Para analis perusahaan teknologi memperkirakan pangsa tersebut akan tumbuh menjadi 25 persen pada akhir 2025.
Jumlah ini mungkin akan terus bertambah, karena Apple akan berusaha untuk menggandakan produksi dan mendapatkan lebih dari 60 juta iPhone terjual setiap tahunnya di Amerika Serikat dari India pada akhir 2026.
Apple sendiri telah meningkatkan produksi di India dan mengirimkan iPhone yang dirakit di negara ini ke AS. Pemasuk utama perusahaan di India, Foxconn dan Tata, mengirimkan handset senilai hampir USD 2 miliar ke pasar terbesar mereka di bulan Maret karena Apple berusaha untuk mengimbangi dampak dari tarif yang membayangi.
Apple juga menyewa penerbangan kargo untuk mengangkut 600 ton iPhone atau sebanyak 1,5 juta perangkat, ke AS untuk memastikan persediaan di pasar tersebut.
Di sisi lain, China menuntut untuk semua tarif sepihak tersebut dicabut oleh AS.
Tuntutan ini disampaikan seiring dengan munculnya sinyal kemungkinan meredanya ketegangan antara kedua negara.
Meski demikian, China mengatakan belum ada pembicaraan resmi dengan Washington, mesikpun pemerintah AS menyebut telah terjadi kontak antara kedua belah pihak.
Trump berulang kali telah menyatakan bahwa kesepakatan dagang akan tercapai dan mengklaim telah terjadi kontak langsung dengan pemerintah China. Ia juga mempertahankan kebijakan tarif sebagai langkah timbal balik untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang dianggap merugikan AS selama ini.
Tarif yang saat ini mencapai 145 persen kemungkinan akan diturunkan ke kisaran 50 – 65 persen, tergantung hasil negosiasi antar kedua belah pihak.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Guo Jiakun, turun menegaskan bahwa tidak ada konsultasi atau negosiasi terkait tarif yang berlangsung saat ini.
“China dan Amerika Serikat belum melakukan konsultasi atau negosiasi terkait tarif, apalagi mencapai kesepakatan apapun,” katanya dalam konferensi pers terpisah, sambil menyebut laporan terkait hal tersebut sebagai berita palsu.
Bahkan jika ponsel pintar dikecualikan sementara, Apple masih harus membayar tarif sebesar 20 persen yang telah diterapkan oleh Pemerintah AS sebelumnya.
Sementara untuk India, tarif resiprokal yang dikenakan oleh AS jauh lebih kecil, yaitu hanya 26 persen.
Apple sendiri telah memiliki tiga pabrik di India. Pada bulan lalu, mereka bahkan memperpanjang operasi hingga hari Minggu untuk meningkatkan produksi di pabrik Foxconn India terbesar di Chennai.
Dikutip dari The Guardian, lebih dari 5 persen produk Mac Apple dan 80 persen iPad juga dirakit di China. Sementara itu, jam tangan Apple sebagian besar dibuat di Vietnam. (AGI/Icha)