Telko.id – Bayangkan ruang kelas di mana setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang dipersonalisasi, di mana AI mampu menganalisis gaya belajar unik mereka dan menyesuaikan materi secara real-time.
Ini bukan lagi sekadar mimpi—melainkan realitas yang sedang dibentuk oleh Acer di Asia Pasifik.
Dalam Acer Edu Summit 2025 yang digelar di Bangkok, perusahaan teknologi ini memaparkan visinya untuk mendorong revolusi pendidikan berbasis AI, mengundang para pemangku kepentingan dari 11 negara untuk berkolaborasi.
Kolaborasi Global untuk Masa Depan Pendidikan
Acara bertajuk “Shaping Tomorrow: AI and Digital Technologies in Education” ini menjadi wadah bagi para pendidik, pembuat kebijakan, dan pelaku teknologi—termasuk perwakilan dari Indonesia—untuk mendiskusikan bagaimana AI dan digitalisasi dapat mentransformasi sistem pendidikan.
Andrew Hou, Presiden Acer Asia Pasifik, menegaskan komitmen perusahaan dalam menyediakan alat yang memungkinkan pendidik dan siswa “berkembang di era digital”.
Forum ini juga menghadirkan pakar seperti Prof. Jason Lodge dari University of Queensland yang membedah tantangan dan peluang AI dalam pembelajaran.
Baca Juga:
Indonesia Menunjukkan Leadership dalam Edukasi Digital
Prof. Eko Indrajit, perwakilan Indonesia, memaparkan konsep “Intelligent Schools” yang memanfaatkan AI untuk menciptakan sistem pendidikan adaptif.
Sementara Rudy Sumadi dari Acer Indonesia membagikan kisah sukses transformasi digital di Kota Madiun—di mana ribuan Chromebook telah mendorong pembelajaran interaktif.
“Akses teknologi adalah kunci pendidikan inklusif,” tegas Sumadi, menyoroti peran Acer sebagai mitra strategis.
Inovasi Teknologi Pendukung: Dari Server AI hingga Pembelajaran Imersif
Acer tidak hanya berdiskusi, tetapi juga memamerkan solusi nyata. Melalui Altos Computing, mereka meluncurkan server AI Altos BrainSphere™ R680 F7 yang didukung GPU NVIDIA—dirancang untuk komputasi pendidikan skala besar.
Tidak ketinggalan, demo dari AOPEN dan SpatialLabs menunjukkan bagaimana esports dan teknologi stereoskopik bisa diintegrasikan ke kurikulum.
Dengan 72% institusi pendidikan di Asia Pasifik mulai mengadopsi AI (data internal Acer 2025), summit ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara sektor publik, privat, dan akademik adalah kunci mempersiapkan generasi mendatang.
Pertanyaannya kini: bagaimana Indonesia bisa memimpin gelombang ini, bukan sekadar menjadi penonton? (Icha)