Jakarta – Dominasi perusahaan milik negara di China tampaknya akan segera menemui akhirnya, khususnya mereka yang bergerak di industri broadband. Pasalnya, negara tersebut baru-baru ini dikabarkan telah membuka pasar broadband untuk operator swasta di lebih banyak kota.
Perusahaan swasta di 44 kota percontohan tambahan itu kini dapat menawarkan akses broadband, sebuah industri yang sebelumnya dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan milik negara. Menurut Departemen Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) China, kompetisi sehat diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan jaringan broadband dan menurunkan harga.
Menurut laporan telecompaper, Jumat (25/9), Kementerian yang bersangkutan berencana untuk memperluas jumlah kota yang memungkinkan perusahaan swasta untuk menjalankan usaha broadband. Kementerian pun menerbitkan pedoman untuk membuka pasar broadband untuk modal swasta pada bulan Desember 2014 lalu. Sebuah inisiatif yang kemudian memungkinkan grup pertama yang terdiri dari 16 kota untuk mendorong perusahaan swasta untuk memasuki bisnis, dimulai pada Maret 2015.
Perusahaan swasta di 44 kota tambahan itu kini dapat menggunakan informasi dan komunikasi kementrian provinsi untuk meluncurkan layanan broadband.