Telko.id – Advan, merupakan salah satu merek dalam negeri yang bisa bertahan di papan atas produksi smartphone. Bahkan, mampu membangun pabrik sendiri yang berlokasi di Kawasan Industri Candi, Semarang, Jawa Tengah.
Dalam kunjungan kerjanya, Chief RA, sapaan akrab Menteri Rudiantara didampingi oleh Tjandra Lianto, Marketing Director Advan, Andi Gusena, Brand Director Advan menyempatkan berbincang dengan para pekerja yang mayoritas berasal dari daerah Semarang dan Jawa Tengah. Para pekerja terampil ini sudah dibekali dengan teknik dan penguasaan teknologi berstandar global.
“Ini yang saya harapkan, perusahaan nasional memiliki komitmen untuk membangun industri di dalam negeri. Komitmen ini perlu didukung oleh segenap masyarakat tanah air. Agar smartphone buatan dalam negeri, seperti Advan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia,” ungkap Rudiantara.
Chief RA berharap dengan memiliki pabrik smartphone sendiri, Advan harus punya target menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Memang tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Salah satunya kita harus membangun ekosistem digital berbasis kearifan lokal. Kita juga harus membangun kesadaran massif kepada masyarkat agar lebih menghargai produk karya anak bangsa,” tegas Chief RA di sela-sela kunjungan Pabrik Smartphone Advan di Kawasan Industri Candi, Semarang.
Dengan pabrik yang dimiliki tersebut, Tjandra Lianto mengatakan pihaknya optimis bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Saat ini, lanjut Tjandra, Advan saat ini berada di peringkat ketiga. Laporan IDC menyebutkan bahwa Advan berada di di peringkat tiga dengan market share 7.7%.
“Progres kami sangat pesat. Sekarang posisi kami berada di posisi tiga. Dalam waku dekat, kami optimis bisa menggeser Oppo bahkan Samsung,” ungkap Tjandra.
Kapasitas Produksi
Untuk diketahui pabrik smartphone Advan memiliki luas area sekitar 15.000 meter persegi. Dalam waktu dekat, area tersebut akan diperluas sekitar 3 hektar. Dengan kondisi pabrik yang ada sekarang, kapasitas produksi mencapai 30.000 unit per bulan.
Pabrik tersebut terdiri dari tiga ruang utama berupa ruang penyimpanan spare part dan dua ruang utama produksi. Pada ruang utama produksi terdapat 16 line dengan tugas masing-masing mulai dari perakitan, pengetesan sampai pengemasan. Pada tahapan quality control tim R&D Advan melakukan pengujian produk secara komprehensif meliputi tes kemampuan layar, burning room, drop test dan uji daya tahan produk melalui temp & humi test mechine.
Dengan melibatkan sekitar 1000-an karyawan pabrik, Advan telah berkontribusi secara nyata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Penerapan alih teknologi pabrik Advan memiliki dampak yang positif terhadap peningkatan standar kompetensi karyawan ditengah era persaingan pasar bebas.
“Harapan kami, keberadaan industri mampu membuat masyarakat semakin bangga dengan Advan”, ujar Tjandra.
Lebih lanjut Tjandra Lianto mengatakan:“Pabrik merupakan wujud kemapanan ADVAN dalam membangun industri smartphone. Selain itu, pabrik menjadi media untuk mempermudah ADVAN dalam menghadirkan jajaran produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,” ungkap Tjandra.
Di pabrik tersebut, ADVAN fokus memperkuat transformasi industri yang mencakup tiga aspek utama berupa penerapan alih teknologi yang terstruktur, rekrutmen tenaga kerja yang kompeten serta proses uji produk yang secara teknologi terus ditingkatkan. Melalui penanaman modal pada industri ini, ADVAN mewujudkan komitmen mendukung kemajuan teknologi komunikasi Indonesia secara jangka panjang serta mewujudkan era kebangkitan industri smartphone dalam negeri.
Adapun nilai investasi yang ditanamkan, menurut Tjandra Lianto, kurang lebih menghabiskan dana sekitar Rp. 1 triliun. Dana tersebut menggunakan dana mandiri dari perusahaan. (Icha)