Telko.id – Kabar buruk kembali menghampiri para karyawan di Nokia, khususnya di Finlandia. Pasalnya, Nokia Finlandia baru saja mengeluarkan pengumuman jika mereka akan ‘merumahkan’ 1000 karyawan mereka beberapa waktu mendatang.
Perusahaan raksasa jaringan telekomunikasi asal Finlandia ini mengumumkan pada hari Jumat lalu, bahwa mereka akan mengakhiri lebih dari 1.000 pekerja di Finlandia, yang juga merupakan asal dari vendor tersebut.
Dilaporkan TelecomLead (23/4), vendor jaringan ini telah memberikan gaya pembicaraan yang menuju kearah pemecetan dengan para stafnya. Menurut laporan yang sama, pengurangan ini harus dilakukan pada tahun 2018 mendatang.
Seperti diketahui, Nokia memiliki 104.000 karyawan di seluruh dunia. Sementara sekitar 7.000 karyawan dari mereka berada di Finlandia. Dari pengurangan saat ini yang terjadi sebanyak 500 orang, akan mempengaruhi Espoo, operasi sisanya di Oulu dan Tampere.
Saat ini, Nokia juga tengah menyesuaikan operasinya dan staf mereka di seluruh dunia menyusul pengambilalihan Alcatel-Lucent. Perusahaan ini memiliki target penghematan di seluruh dunia sebesar 900 juta euro atau sekira USD 1 miliar untuk mensinergikan biaya tahunan mereka.
Sekadar informasi, pasca pengakuisisian Alcatel-Lucent, Nokia sempat beberapa kali membuat pengumuman perihal pemutusan kontrak kerja para karyawan mereka di seluruh dunia. Dengan 1300 pekerjaan di Finlandia, 1400 pekerjaan di Jerman, dan 400 sisanya di Perancis.
Nokia melakukan ini semua guna memenuhi integrasi Alcatel-Lucent dan tantangan atau tren pasar di masa mendatang. Perusahaan juga ingin menyingkirkan biaya berlebih karena ALU (Alcatel-Lucent) memiliki penawaran produk atau unit bisnis serupa.
Telko.id juga sempat membahas perihal pengurangan karyawan yang bisa ‘menyentuh’ Nokia Indonesia. Namun, pihak Nokia Indonesia memastikan bahwa pengurangan ini tidak sebesar dengan pengurangan yang akan terjadi di Eropa. Apalagi jika melihat Nokia memegang banyak proyek dari beberapa operator besar di Indonesia.
Well, semoga ada jalan keluar yang lebih baik ketimbang harus mengurangi jumlah karyawan. Khususnya di Indonesia, dimana terdapat 1403 karyawan yang lebih dari 90% nya adalah tenaga lokal.