Telko.id – Tren Smart City yang meningkat di negara-negara maju dan berkembang menjadi perhatian serius bagi semua stakeholder di wilayah tadi, tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia sendiri tren smart city memang sedang berkembang, terlihat dari beberapa kota besar yang mencoba menerapkan tren ini, namun sangat disayangkan penetrasi smart city tersebut tidak berlangsung di berbagai aspek yang sebetulnya menjadi sebuah kebutuhan bagi warga di kota tersebut.
Fenomena ini menjadi salah satu perhatian dari IDC, khususnya peningkatan minat terhadap smart city di Indonesia. Berdasarkan laporan terbaru IDC bertajuk ‘Building Smart Cities in Indonesia-Embracing Digital Transformation and Innovation across Cities’ menunjukan bahwa adanya peningkatan minat terhadap inisiatif smart ci ty di Indonesia dalam meningkatkan produktivtas dalam negeri, kualitas hidup serta mengatasi masalah ekonomi sosial yang semakin mendesak.
Ditemui pada media Update di kawasan SCBD, Jakarta, Sudev Bangah selaku Country Manager IDC Indonesia dan Filipina menyebutkan bahwa meskipun minat terhadap smart city di Indonesia ini meningkat, namun pergerakannya terlihat hanya di beberapa sektor saja dan tidak mencangkup semua permasalahan yang ada di kota tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa, ” Indonesia harus samakan perspsi tentang smart city. Smart city merupakan sebuah kesatuan ekosistem berbasis IT dan IoT, yang jadi masalah addalah penetrasi smart city di Indonesia saat ini masih pada satu kasus saja,” ujarnya pada saat ditemui oleh tim Telko.id (11/4).
IDC juga menjelaskan, urgesi dari penerapan smart city di Indonesia. Mereka mengungkapkan bahwa, dengan banyaknya urbanisasi di kota-kota besar, menyebabkan angka kemacetan di kota tersebut menjadi semakin meningkat. Selain itu, tantangan terhadap power supplly, air bersih, healthcare, safety and security, infrastructure, education dan sanitasi menjadi sebuah alasan mengapa smart city ini perlu dibangun di Indonesia. IDC juga menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia berencana untuk mengalokasikan dana sampai lebih dari USD 420 miliar pada proyek infrastruktur semisal telekomunikasi selama lima tahun kedepan.
Namun, IDC menyebutkan bahwa, perkembangan IT bukanlah menjadi sebuah solusi dalam megatas berbagai masalah di Indonesia, peran IT hanya sebagai enabler dari solusi smart city yang harus segera diimplementasikan di Indonesia secara benar.
Sudev menjelaskan, terdapat sebuah peluang untuk menjalin kerjasama antara pemerintah pusat dengan penyedia solusi yang berpengalaman terkait dengan smart city. Smart Buliding Solutio misalnya, adalah sebuah bentuk nyata dari perkembangan smart city. Inisiatif smart city juga dapat menekankan kemampuan para vendor sehingga dapat meningkatkan kapabilitas dan fungsionalitas smart building yang ada.
Ia menjelaskan, “kebanyakan proyek smart city di Indonesia dimulai oeh otoritas pemerintahan lokal maupun regional seperti Telkom, Departemen Transportasi dan BPJS Kesehatan. Namun, banyak dari proyek-proyek ini masih silo (kurangnya komunikasi dan tujuan bersama antar departemen dalam suatu organisasi) yang pada akhirnya sering kali menghadapi masalah ketahanan operasi jangka panjang,” jelassnya. Ia pun meyakini bahwa pemerintah perlu mengambil langkah dan melakukan investasi sehingga mendorong transformasi kota berbasis digital serta mengontrol perkembangan smart city untuk jangka panjang.
Disinggung mengenai 5G, Sudev menyebut,”Pemerintah tidak perlu terburu-buru untuk mengimplementasikan 5G, karena keseluruhan masyarakat di Indonesia tidak memerlukan 5G untuk saat ini, mengapa saat ini di Thailand masih menggunakan 3G, karena mereka lebih memikirkan tentang infrastruktur,” sebutnya.
Ia menambahkan, bahwa ada hal yang lebih penting ketimbang 5G saat ini, seperti meningkatkan OTT lokal, smart city dan transportation. Ia juga menyebutkan, perunya edukasi untuk memanfaatkan kemajuan teknologi kepada para masyarakat Indonesia.
IDC mengugkapkan bahwa alsan kota-kota kecil di Indonesia belum mengimplementasikan smart city adalah karena tidak adanya anggaran untuk menciptakan smart city di wilayah mereka. Hal ini tentunya berbeda jauh dari kota-kota besar di Indonesia yang cenderung ‘jalan duluan’ dan menyebabkan terjadi kesenjangan antara kota kecil dan kota besar di Indonesia. Sekali lagi, IDC menghimbau kepada pemerinth pusat untuk segera mencanangkan program smart city berupa ekosistem di semua wilayah Indonesia, agar tidak terjadi kesenjangan sosial antara masyarakat di kota kecil dan kota besar di Indonesia.